02 September 2009

Kisah Sepiring Lotek

Suatu pagi di hari minggu yang cukup cerah. Seperti biasa di hari minggu aku lebih santai dibandingkan hari-hari biasanya. Walaupun hari sudah menunjukkan pukul delapan pagi lewat lima belas aku masih malas untuk beranjak mandi. Aku masih asyik duduk di depan laptop memainkan tombol-tombol keyboard ketika suara seseorang mengejutkan aku mengucapkan salam..."Assalamualaikum ..." "Waalaikumsalam ..." jawabku. Oh ternyata kak Ika yang datang tapi aku tetap tidak beranjak dari dudukku. Seorang ibu muda yang biasa membantuku di rumah sudah sedia membukakan pintu rumah untuk kehadirannya. Kak Ika adalah tetangga satu RT dengan ku, dia seorang janda yang memiliki dua anak. Pekerjaannya hanyalah buruh cuci rumah tangga yang biasa bekerja di rumah tetanggaku. Kak Ika biasa mampir main ke rumahku ... yah hanya untuk sekedar menyapaku atau dia ingin bertemu dengan kak Nini ( ibu muda yang biasa membantuku mencuci dan menggosok di rumah ). Pagi itu kak ika tetap terlihat ceria meskipun kita semua tahu betapa berat beban hdupnya dalam menghidupi kedua anaknya setelah ditinggal mati oleh suaminya. Pekerjaan yang hanya buruh cuci rumah tangga kurasakan pasti sangat jauh dari cukup untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Tapi ... meskipun begitu dibalik baju lusuhnya yang menutupi badan kurus kerempengnya, dia tetap mampu tersenyum dan tertawa riang setiap kali berbincang dengan kami. Aku melihat dia menenteng sebuah kantong asoy hitam. Sepertinya dia habis pulang berbelanja. Iseng aku bertanya padanya sambil aku tetap sibuk dengan laptopku. " Kak, apaan tuh yang didalam kantong ? " tanyaku. " Ohh...ini tadi kakak abis belanja di warung Ayu. Mau cari tahu belum dapat.Akhirnya dapat juga di warung depan." begitu jawabnya. Lalu dia melanjutkan sendiri perbincangannya. " Ini si bungsu, anakku minta dimasakkan sayur lotek katanya. Sudah lama tidak makan sayur lotek. tapi aku bilang sama anakku. Nak ... hari ini kita makan tahu goreng saja ya ... mamak ngak bisa masakin kamu lotek ... uang mamak ngak cukup. " Kak ika terus saja berceloteh ... dan aku tetap saja asyik dengan laptopku. Namun, aku mendadak menghentikan keasikanku sesaat ketika aku menyadari ... betapa mahalnya harga sepiring lotek untuk kak Ika ... sampai-sampai dia tidak mampu membuatkan lotek seperti yang diinginkan anak bungsunya. Aku tertegun menyaksikan dia yang tetap asik berceloteh dan sekali-kali ditimpali oleh kak nini. Ya ampun ... apalah mahalnya membuat lotek pikirku. Paling-paling modalnya hanya sayur-sayuran ditambah bumbu-bumbu dan kacang yang digiling jadi satu. Tapi ... sesuatu yang bagiku murah dan tidak seberapa menjadi sesuatu yang istimewa bagi kak Ika dan anak-anaknya....Ya Allah ... apa artinya ini semua ... Engkau kirimkan kak Ika pagi-pagi begini ke rumah ku hingga aku mendengar kepolosannya bercerita tentang sepiring lotek keinginan anaknya ... Tanpa berlama-lama aku segera beranjak dari dudukku ... aku memutuskan untuk membiarkan kak Ika mampu menyediakan sepiring lotek untuk anaknya ... tentunya dengan bantuan yang ada padaku ...

1 komentar:

  1. iya ya kak..padahal ade aj tiap pulang kerja masih bisa beli mie goreng, cumi ca jamur, cumi saos pedas, ayam goreng presto, ikan bakar, nasi goreng,cap cay sea food, fuyung hay di tempat langganan(loh kok malah pamer)...Alhamdulillah bgt ya kak..masih juga kita bisa makan enak

    BalasHapus